Jumat, 14 Agustus 2015

Sabtu, 01 Agustus 2015

Mencari dalil tahlil


Akhir-akhir ini umat Islam sudah tidak banyak lagi yang memperdebatkan tentang boleh tidaknya tahlil, yasinan, qunut saat salat subuh, atau salat tarawih dan witir 11 atau 23 rakaat. Mereka lambat laun mulai melakukan apa yang selama ini mereka yakini.

Bahkan, fenomena yang terjadi justru menggembirakan. Orang Muhammadiyah mulai ada yang ikut tahlil, baik dengan tujuan cuma menghormati saudara atau kerabat saja, atau tujuan lainnya. Sementara orang NU juga banyak yang melakukan salat tarawih dan witir di bulan Ramadan 11 rokaat saja. Hal ini mungkin tidak terjadi pada beberapa dekade tahun sebelumnya.

Namun demikian, masih saja ada orang-orang yang tetap mempermasalahkan dan saling menyalahkan terkait bid'ah tidaknya ibadah-ibadah tahlil, qunut, yasinan di atas. Yang tidak sepakat dengan tahlil dan yasinan mengatakan bahwa yasinan dan tahlilan adalah bidah dholalah karena tidak pernah ada contohnya dari Rasulullah dan para sahabat. Tahlilan dan yasinan dianggap sebagai modifikasi ajaran Hindu dimana dilakukan pada 3,7 100, dan 1000 hari setelah orang meninggal dunia.

Sebenarnya apa definisi bid'ah? Menurut Imam Syafii, bidah adalah apa-apa yang diadakan yang menyelisihi kitab Allah dan sunah-Nya, atsar, atau ijma maka inilah bidah yang sesat. Adapun perkara baik yang diadakan, yang tidak menyelisihi salah satu pun prinsip-prinsip ini maka tidaklah termasuk perkara baru yang tercela.

Sementara Imam Ibnu Rojab dalam kitabnya yang berjudul 'Jamiul Ulum wal Hikam' mengatakan bahwa "bidah adalah apa saja yang dibuat tanpa landasan syariat. Jika punya landasan hukum dalam syariat, maka bukan bidah secara syariat, walaupun termasuk bidah dalam tinjauan bahasa."

Dari segi bahasa, tahlil berasal dari kata: hallala, yuhallilu, tahlilan, yang berarti mengucapkan kalimat: Laa ilaha illallah. Kata tahlil dengan pengertian ini telah muncul dan ada di masa Rasulullah sebagaimana dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Muslim:

"Dari Abu Dzar radliallahu 'anhu, dari Nabi shalla Allahu alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau bersabda: "Bahwasanya pada setiap tulang sendi kalian ada sedekah. Setiap bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap bacaan tahmid itu adalah sedekah, setiap bacaan tahlil itu adalah sedekah, setiap bacaan takbir itu adalah sedekah, dan amar maruf nahi munkar itu adalah sedekah, dan mencukupi semua itu dua rakaat yang dilakukan seseorang dari sholat Dluha." (Hadits riwayat: Muslim).

Dalam hadits yang lain diriwayatkan, Nabi Muhamamd sangat menganjurkan umatnya untuk dzikir bersama:

"Dari Abu Sa'id al-Khudriy radliallahu 'anhu, Mu'awiyah berkata: Sesungguhnya Rasulullah shalla Allahu alaihi wa sallam pernah keluar menuju halaqah (perkumpulan) para sahabatnya, beliau bertanya: "Kenapa kalian duduk di sini?". Mereka menjawab: "Kami duduk untuk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya sebagaimana Islam mengajarkan kami, dan atas anugerah Allah dengan Islam untuk kami". Nabi bertanya kemudian: "Demi Allah, kalian tidak duduk kecuali hanya untuk ini?". Jawab mereka: "Demi Allah, kami tidak duduk kecuali hanya untuk ini". Nabi bersabda: "Sesungguhnya aku tidak mempunyai prasangka buruk terhadap kalian, tetapi malaikat Jibril datang kepadaku dan memberi kabar bahwasanya Allah 'Azza wa Jalla membanggakan tindakan kalian kepada para malaikat". (Hadits riwayat: Ahmad, Muslim, At-Tirmidziy dan An-Nasa'iy).

Jika kita perhatikan hadits ini, dzikir bersama yang dilakukan para sahabat tidak hanya sekedar direstui oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi Nabi juga memujinya, karena pada saat yang sama Malaikat Jibril memberi kabar bahwa Allah membanggakan kreativitas dzikir bersama yang dilakukan para sahabat ini kepada para malaikat.

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, juga dibahas keutamaan berdzikir secara berjamaah.

"Dari Al-Agharr Abu Muslim, sesungguhnya ia berkata: Aku bersaksi bahwasanya Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudzriy bersaksi, bahwa sesungguhnya Nabi shalla Allahu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak duduk suatu kaum dengan berdzikir bersama-sama kepada Allah 'Azza wa Jalla, kecuali para malaikat mengerumuni mereka, rahmat Allah mengalir memenuhi mereka, ketenteraman diturunkan kepada mereka, dan Allah menyebut mereka dalam golongan orang yang ada disisiNya". (Hadits riwayat Muslim)

Dan masih banyak lagi hadts hadits shohih yang menjelaskan tentang ke utamaan dzikir berjama'ah. (Dari berbagai sumber)

Kamis, 30 Juli 2015

Majelis Nurul Qur'an: Rumus Dasar Hadroh

Rumus A
1. DT DDD / TDT DDD / ( diketuk ber xx mengikuti lagu )
2. TD TTTT TTTD DDDD DDDD TTT. D. TTTT TTT. D. TTTD
3. T.T.T. TTTT TTT. D. TTTD TTT. D. TTTD TTT. D. TTTD
4. T.T.T. TTTT TTT. D. TTTD TTT. D. TTTD TTT. D. TTTD
TTT. D. TTT DD
TTT. D. TTTD

Rumus B
1. D.T DDDT / TDTT DDDT / ( diketuk ber xx mengikuti lagu )
2. TDTT TTTT TDDD DDDD DDTT TTDT TTTT TTDT TD
3. T. TTTT TTTT TTDT TDTT TTDT TDTT TTDT TD
4. T. TTTT TTTT TTDT TDTT TTDT TDTT TTDT TDTT
TTDT TDDT
TTDT TD

Ket : Rumus di atas adalah rumus dasar (belum diterapkan pada lagu), apabila akan diterapkan pada lagu maka rumus tersebut diketuk dengan mengikuti panjang pendeknya lagu, dengan cara dikurangi atau ditambah. Ketentuannya, untuk rumus A (yang ditambah atau dikurangi) adalah pada ketukan TTT. D. TTT D dan untuk rumus B pada ketukan TTDT TDTT.


CONTOH PENERAPAN PADA LAGU

Lagu Assalamu’alaik : Baris nomor 3 diketuk 2x, baris nomor 4 dikurangi 1
Lagu Yaa Nabi Salam ’Alaik : Baris nomor 4 ditambah 1.
Lagu Yaa Imamarrusli : Baris nomor 3 diketuk 2x, baris nomor 4 dikurangi 1.
Lagu Thola’al Badru : Baris nomor 3 dikurangi 1.


CONTOH VARIASI KETUKAN AWALAN LAGU

D / D DDD / T DDD...
D / TD TDD / T DDD...
D / D. D. D TT D / T DDD...
D / DD D / T DDD...
D / D D DD / T DDDT...
D / TD T. DD / T DDDT...
D / D. D. D TT TD / T DDDT...
D / DD D / T DDDT...


CONTOH KETUKAN BASS

D / D DD D
D / DD DD D
D / D DD D
D / D DD DD D D
D / D D D

Ket : Untuk ketukan awalan Bas, mengikuti ketukan awalan pada rumus A.



RUMUS DASAR HADLROH ( pelan )

ASSALAMU’ALAIK


A. 1. T. D. TT TD ( diketuk ber xx mengikuti lagu )
2. T. D. TT TDD TT TT T TT TD D DD DD D DD DD
T. TT D TT TT T TT TT D TT TD
B. 1. T. DT. TD ( diketuk ber xx mengikuti lagu )
2. T. DT. T. DDT T. TT T T. DD D D DD D DDT
TT D TT T TT TT TT D TT TD


MAULAYA


A. 1. D/ DD. T. TT. TD / ( diketuk ber xx mengikuti lagu )
2. DD. T. TT. TDD TT TT T TT TD D DD DD D DD DD
T. TT D TT TT T TT TT D TT TD
3. T. TT D TT TT T TT TT D TT TD T TT TT D TT TD
T TT TT D TT TDD TT TT D TT TD
B. 1. D/ DD. T. TD / ( diketuk ber xx mengikuti lagu )
2. DD. T. T. DD T T. TT T T. DD D D DD D DDT
TT D TT T TT TT TT D TT TD
3. T.T.T. DT T TT TT TT D TT TD TT TT D TT TD
TT TT D TT T DD TT TT D TT TD



EKSTRA BONUS VARIASI

1. A. D/ TD TDD / ( Huwannur, Ala Ya Rosulalloh )
B. D/ TD T. DD /
2. A. DD/ TT TT T. DD / ( Ya Madihan )
B. DD/ TT T TT TDD /
3. A. D/ TD T DDD / TT TT TD ( Ya Robbana’tarofna )
B. D/ TD T. DD DD / TT T TT TD
4. A. D/ T DT DT DD / ( Saaltulloh Barina )
B. D/ TD TD T. D DD /
5. A. DT / T DDX ( Ya Badrotim )
B. DT / T. DD DX
6. A. DTT. DTTD TT XX ( Lagu bebas )
B. D. TT. D. TT. TD. TT. XX.

Selamat Berlatih